Kisah Umar bin Khattab Ditanya Malaikkat Maut





Nama Umar bin Kaththab r.a begitu populer dalam sejarah keislaman. Sebelum berada dalam barisan Islam bersama Nabi Muhammad ï·º, ia justru orang yang paling menentang dengan keras terhadap ajaran Islam. Namun, berkat doa dari Nabi ï·º., ia menjadi pengikut setia, rela mengorbankan jiwa dan hartanya untuk mendakwahkan Islam bersama Nabi Muhamma ï·º.

Umar memang terkenal dengan karakter yang tegas. Bukan hanya manusia yang takut dengannya. Bahkan, setan pun jika melihat Umar di jalan yang akan dilewati, pasti akan mencari jalan lain. Saking takutnya pada Umar.

Mengimani kehidupan di alam kubur adalah kewajiban bagi setiap muslim dan mukmin. Di alam kubur kelak akan ada pertanyaan dari dua malaikat Munkar dan Nakir kepada si mayit, tentang selama kehidupan di dunia.

Kedua malaikat ini sering kali digambarkan berwajah bengis dan menakutkan. Tak ayal, terkadang seseorang bertanya-tanya pada diri sendiri; mampukah ia kelak menjawab pertanyaan kedua malaikat kubur itu, sedang melihat fisik keduanya saja sudah terbayang begitu menakutkan?

Peristiwa yang hampir serupa juga dialami langsung oleh putranya, Abdullah bin Umar r.a. Abdullah ingat, bahwa dulu Nabi Saw. pernah bercerita tentang bagaimana keadaan mayat untuk pertama kalinya di alam kubur. Bahwa akan ada yang mendatanginya, dua makhluk yang begitu menyeramkan dan menakutkan. Yakni, Munkar dan Nakir. Keduanya membawa gada. Jika gada dihantamkan ke gunung, niscaya gunung itu akan hancur. Lantas bagaimana jika dipukulkan pada manusia? Tak terbayangkan.

Hal serupa ada dalam benak Sayyidina Umar bin Khattab. Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hâwî lil Fatâwî menuliskan sebuah riwayat dari Al-Jazuli dalam kitab Syarhur Risâlah. Suatu ketika Rasulullah berbicara kepada para sahabat perihal Munkar dan Nakir. Digambarkannya malaikat Munkar dan Nakir akan mendatangi seorang mayit di kuburan dalam bentuk yang begitu menyeramkan; berkulit hitam, bengis, keras, dan sifat-sifat buruk dan menakutkan lainnya.

Mendengar penuturan Rasulullah itu Sayyidina Umar bertanya, “Rasul, apakah saat di kuburan nanti aku sama seperti sekarang ini?”

“Ya,” jawab Rasul.

“Kalau begitu, demi Allah akan aku lawan kedua malaikat itu!” ujar Sayyidina Umar menimpali.

Sewaktu Umar wafat dan jasadnya sudah dikuburkan, orang-orang pun meninggalkan pemakaman. Hanya Ali bin Abi Thalib yang berada di area pemakaman. Sepertinya, rasa penasaran mulai merasuki pikiran Ali. Ia ingin mengetahui, bagaimana dialog yang akan terjadi antara dua makhluk yang sama-sama menyeramkan itu.

Umar bin khattab pun di datangin oleh kedua malaikat tersebut, dan di tanyai pertanyaan, Siapa tuhan mu ? siapa Nabimu ?

Kemudian umar menjawab ;  hey malaikat, kau tidak sadar bertanya kepada siapa? Kau bertanya siapa tuhanku dan siapa nabiku ?  Aku selama ini berjuang bersama Rasulullah ï·º, lalu kau bertanya siapa tuhanku dan siapa nabiku ? wahai malaikat siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ? 
Umar pun bertanya tentang wajah menyeramhkan keduanya ketika mendatangin mayit, saat itupun Umar menyuruh malaikat maut untuk mengganti wajah menyeramkan itu,

Umar berkata; aku Umar bin Khattab saja takut melihat wajah kalian, bagaimana dengan umat muslim lain yang lemah, ganti dengan yang lebih bagus.

Dengan karamah yang dimilikinya, Ali dapat mendengar secara langsung dialog tersebut. Ia takjub. Begitu besar manfaat Umar untuk umat Islam, baik ketika ia hidup maupun sudah wafat.

Kisah tentang orang-orang yang menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir sebagaimana jawaban Umar di atas tidak sedikit. Banyak ulama dalam berbagai kitabnya yang meriwayatkan kisah-kisah semisal.


Seperti Yazid bin Harun yang ketika ditanya kedua malaikat perihal siapa Tuhan dan nabinya, beliau menjawab, “Pertanyaan seperti ini diajukan kepadaku? Sementara delapan puluh tahun lamanya aku mengajarkan jawabannya kepada banyak orang.” Lalu kedua malaikat itu pergi meninggalkannya.

As-Suyuthi dalam kitabnya di atas menjelaskan bahwa ada segolongan orang yang kelak di alam kuburnya sama sekali tak ditanya oleh kedua malaikat Munkar dan Nakir seperti para syuhada, shidiqin, dan lainnya. Mungkinkah diri kita menjadi bagian yang dikecualikan itu? wallahu a'lam bishawab.

0 Comments