Masjid merupakan tempat beribadah bagi umat muslim.
Saat ini, keberadaan masjid cukup mudah ditemukan, terutama di negara-negara
mayoritas muslim.
Seiring berjalannya waktu, model dan bentuk bangunan
masjid dikonsep begitu unik. Dari sekian banyak jenis masjid, berikut sepuluh
masjid indah dan paling unik di antaranya.
1. Masjid Nasir Al Molk di Iran
Di antara berbagai mesjid indah yang berada di Iran, ada sebuah masjid menawan yang menjadi salah satu spot populer dan Instagramable. Bernama Nasir al-Mulk, masjid yang dijuluki juga sebagai Pink Mosque ini berdiri dengan tegak selama hampir 150 tahun di Kota Shiraz. Nasir al-Mulk merupakan sebuah masjid tradisional yang dibangun sekitar tahun 1876 atas perintah Mirza Hasan Ali atau yang dikenal sebagai Nasir ol Molk. Ia adalah seorang penguasa pada masa pemerintahan Dinasti Qajar.
Dinasti Qajar adalah dinasti yang memerintah Iran
sejak tahun 1785 hingga 1925. Menghabiskan waktu selama kurang lebih 12 tahun,
masjid Nasir al-Mulk didesain oleh Mohammad Hasan-e-Memār, seorang arsitek
Iran, dan Mohammad Rezā Kāshi-Sāz-e-Širāz. Sedangkan untuk konstruksinya
dilakukan dibawah perlindungan Endowment Foundation of Nasir ol Molk, yang juga
milik sang penggagas. Bagi kamu yang memiliki kesempatan berkunjung ke Iran,
menyambangi Nasir al-Mulk harus menjadi salah satu kegiatan dalam daftar
perjalananmu. Pasalnya, dengan mengunjungi masjid ini kamu bisa merasakan
sendiri sensasi beribadah di karpet khas Persia sambil ditemani sinar
warna-warni yang indah. Membuatmu seakan berada di negeri dongeng.
Bagi Trinity, Nasir al-Mulk menghadirkan keindahan
yang magis lewat dekorasi kaca patrinya. Ia bahkan membiarkan dirinya
'terhipnotis' dengan keindahan yang dihasilkan masjid yang dijuluki Pink Mosque
itu.
"Magical!. Waktu itu sengaja dateng pagi jadi
pas matahari bersinar masuk ke dalam mesjid, warna-warni pula karena melalui
stained glass window," katanya saat dihubungi kumparanTRAVEL melalui
aplikasi pesan singkat WhatsApp (8/1).
Keindahan Nasir al-Mulk juga tak hanya terlihat dari
bagian interiornya saja, tetapi juga eksteriornya. Dari luar, kamu bisa melihat
dindingnya yang melengkung indah dengan langit-langit tinggi, khas Timur
Tengah.
Lalu, di bagian tengah masjid, kamu akan menemukan
sebuah ruang terbuka, lengkap dengam kolam berbentuk persegi panjang dan
dikelilingi oleh bunga-bunga.
2. Education City Mosque
Masjid Education City terletak dalam Kompleks Fakultas Studi Islam Qatar (QFIS). Menurut laman resminya, Masjid Education City merupakan salah satu proyek tersuksesnya. Letak masjid ini berdekatan dengan gerbang Education City. Struktur Masjid Education City tidak seperti masjid pada umumnya. Bentuknya menyerupai cangkang kerang yang berwarna putih berkilau. Ruangan utamanya cukup luas dengan langit-langit berbentuk cekung dan besar. Pada langit-langit masjid ini, terdapat ratusan lubang-lubang kecil yang dapat ditembus cahaya matahari.
Lubang-lubang ini terserak
acak, sehingga menyerupai kerlip bintang-bintang. Selain itu, masjid ini juga
didukung cahaya lampu temaram. Cahaya yang lebih terang terdapat pada bagian
mihrab. Mihrab ini juga dilapisi motif timbul berbentuk bintang-bintang
berwarna keemasan. Selain itu, ada pula guratan kaligrafi besar menampilkan
ayat suci Alquran.
Bagian interior
masjid ini dirancang sedemikian rupa, sehingga menampilkan kesan lapang dengan
kapasistas 1.800 orang jamaah. Ruang shalat bagi jamaah laki-laki terletak di
lantai dasar, sedangkan perempuan di lantai dua. Hamparan sajadah berwarna
hijau tampak serasi dengan warna putih pada keseluruhan masjid ini. Ada lima
pilar yang menyangga masjid ini. Bentuknya cukup unik karena silindris, tetapi
melebar di bagian atasnya. Kelima pilar ini menyimbolkan Rukun Islam. Terdapat guratan
kaligrafi Alquran pada sisi setiap pilar.
3. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Tidak banyak masjid di Indonesia yang
mengadopsi gaya arsitektur Cina secara keseluruhan. Masjid Muhammad Cheng Hoo
Surabaya adalah salah satunya. Masjid bernuansa Tionghoa ini dibangun oleh
organisasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (P1TI) sebagai bentuk
penghormatan kepada Cheng Hoo.
Cheng Hoo adalah panggilan
untuk Admiral Zhang Hcc, laksamana muslim asal Cina, la mendarat di Pantai
Simongan, Semarang, pada tahun 1410 dan 1416 untuk mengunjungi Raja Majapahit
sebagai utusan Kaisar Yung Lo dengan misi menyebarkan agama Islam.
Bangunan masjid menyerupai
bentuk kelenteng atau rumah ibadah umat Buddha yang banyak terdapat di negeri
Cina. Hal ini sangat jelas terlihat dari bentuk atap yang konon menyerupai gaya
arsitektur Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing. Namun, jika diperhatikan
lebih saksama, bangunan masjid tampak menyerupai kapal. Bentuk ini merupakan
simbol Cheng Hoo sebagai seorang pelaut.
Warna
masjid didominasi oleh merah, hijau, biru, dan kuning. Dalam kepercayaan
Tionghoa, warna merah menyimbolkan kebahagiaan, kuning untuk kemasyhuran, hijau
merupakan simbol kemakmuran, dan biru bermakna harapan.
Masjid juga dilengkapi
ornamen ala Tiongkok Klasik. Terlihat dari adanya relief naga dan patung singa
yang terbuat dari lilin di bagian depan, dan atap bangunan yang menyerupai
pagoda tiga tingkat dengan lafaz Allah di puncaknya.
4. Masjid Al-Dana
“Desain yang diusulkan untuk Masjid Al Dana
merayakan ruang sholat pria dan wanita secara merata,” kata Ahmed Al-Ali,
kepala sekolah X-Architects. “ Masjid ini menawarkan ruang doa yang
diartikulasikan dengan baik secara spasial yang unik untuk wanita dan merupakan
komponen utama dari desain, bukan sebagai lampiran atau ekstensi. Proposal
menarik perhatian pada kesetaraan gender dari sudut pandang praktik. Bahkan,
ini tercermin dengan jelas dalam bentuk dan artikulasi massa masjid. ”
Sementara kubah miring dari struktur dimaksudkan
untuk membangkitkan bukit pasir yang bergeser, masjid berubah menjadi lentera
di malam hari, ketika cahaya dari interior memancarkan ke arah luar. Dan pada
siang hari, oculus yang tinggi membawa cahaya siang ke ruang angkasa, yang
disorotkan ke lantai interior tergantung pada waktu membentuk hubungan
spiritual antara “interior bumi dan langit surgawi”.
5. Masjid King Abdullah Financial
District (KAFD)
Didesain oleh praktisi arsitektur dan teknik Saudi
Omrania, Masjid Agung KAFD melibatkan serangkaian array parametrik yang
kompleks untuk menciptakan massa yang disederhanakan dan dinamis, yang mewakili
abstraksi mawar gurun. Lebih lanjut ditandai oleh dua menara 60 m yang
terpahat, bentuk dan gerakan bangunan dalam batu meluas hingga ke ketinggian
kelima, membantu menciptakan profil yang menarik dari berbagai sudut.
Kulit bangunan adalah batu tessellated, meningkatkan
gagasan tentang massa kristal yang meningkat dan sesuai dengan prinsip-prinsip
desain proyek secara umum dan masterplan yang dirancang Henning Larsen yang
lebih besar.
6. Masjid Nora
Perusahaan Turki Emre Arolat Architecture (EAA) yang
didirikan oleh Emre Arolat dan Gonca Pasolar dengan kantor global di London dan
New York, telah ditunjuk untuk merancang Masjid Nora dan Pusat Komunitas di
Ajman, UEA. Ditugaskan oleh seorang pengusaha lokal terkemuka sebagai
penghormatan kepada almarhum ibunya, proyek ini membentang seluas 10.000 m2.
“Pusat Komunitas dan Masjid Nora menangkap konteks
spiritual dan lingkungan dari situs penting ini di Ajman. Dalam mengedepankan
keinginan klien kami, kami fokus pada menciptakan tempat kehormatan dan memori
melalui desain tidak hanya rumah ibadah yang penuh hormat, tetapi juga tempat
di mana perenungan yang bijaksana dapat dialami, baik di dalam maupun di luar
yang baru dibuat struktur, “kata Emre Arolat.
7. Sheikh Zayed Grand Mosque
Masjid Sheikh Zayed di inspirasi oleh pengaruh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko). Dibangun dengan 82 Kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di masjid Badshahi di kota Lahore Pakistan yang bergaya Mughal.
Kubah utama masjid ini berdiameter 32.8 meter dan
setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. Merujuk kepada
Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini merupakan
kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara keseluruhan
arsitektural masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi dari
arsitektural Mughal, Moorish dan Arab
Mesjid Agung Sheikh Zayed dilengkapi dengan
fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara menara masjid. Perpustakaan
ini dilengkapi dengan buku buku klasik dan buku buku cetakan terkait dengan
Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam Islam, peradaban, kaligrafi, seni
budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno terbitan 200 tahun yang lalu.
Sebagi perwujudan dari keanekaragaman Islam perpustakaan ini menyediakan buku
buku dan bahan terbitan dari berbagai bahasa termask bahasa Arab, Inggris,
Prancis, Italia, Jerman dan Korea.
0 Comments