Kenapa Iman Bisa Lemah ? 7 Penyebab Lemahnya Iman

 7 Penyebab Lemahnya Iman



LEMAHNYA iman mempunyai beberapa seab yang cukup banyak jumlah dan jenisnya, di antaranya ada yang terpadu dengan beberapa ciri, dan ada banyak hal yang jika dilakukan oleh seorang yang muslim itu akan berakibat melemahkan iman yang telah ada dalam diri. Nah, berikut adalah beberapa sebab lemahnya iman seseorang yang perlu Anda ketahui.

 

1. Tenggelam dalam Kesibukan Duniawi

Kesibukan duniawi telah banyak membuat lalai pribadi-pribadi insan beriman. Bahkan, kesibukan duniawi telah berhasil memaksa hati untuk tunduk menjadi budak dunia. Kesibukan terhadap dunia telah menjadi sebab lemahnya iman.

 

إِنَّ اللهَ قَالَ: إِنَّا أَنْزَلْنَا الْمَالَ لِإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَلَوْ كَانَ لِابْنِ آدَمَ وَادٍ، لَأَحَبَّ أَنْ يَكُونَ إِلَيْهِ ثَانٍ، وَلَوْ كَانَ لَهُ وَادِيَانِ، لَأَحَبَّ أَنْ يَكُونَ إِلَيْهِمَا ثَالِثٌ، وَلَا يَمْلَأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلَّا التُّرَابُ، ثُمَّ يَتُوبُ اللهُ عَلَى مَنْ تَابَ

 

“Allah berfirman: ‘Sesungguhnya kami turunkan (keberadaan) harta untuk menegakkan shalat dan membayar zakat. Seandainya anak keturunan Adam memiliki satu danau harta niscaya dia ingin memilik dua, jika dia memiliki dua danau niscaya ingin memiliki tiga danau. Dan tidaklah anak Adam akan puas kecuali setelah dipenuhi tenggorokannya oleh tanah, lalu Allah mengampuni siapa saja yang bertaubat.” (Musnad Imam Ahmad, 36/237 No. 21906)

 

Oleh sebab itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepada umatnya agar tidak berlebihan dalam ambil bagian dalam urusan dunia sehingga menyibukkan dirinya kemudian lalai dengan Rabb-Nya.

 

Rasulullah bersabda,

 

إِنَّمَا يَكْفِي أَحَدَكُمْ مَا كَانَ فِي الدُّنْيَا مِثْلُ زَادِ الرَّاكِبِ

 

 

2. Tidak mau mencari ilmu syariat

Tidak mau mencari ilmu syariat dan tidak mau menggali buku-buku bermanfaat yang bisa menghidupkan hati. Berbagai buku dan kitab yang bisa membangkitkan iman di dalam hati pembacanya, menggerakkan benih-benih iman yang tersembunyi di dalm hatinya.

 

3. Bergaul dengan orang orang pengangguran

Bergaul dengan para pemalas mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap sikap konsisten, karena manusia sangat mudah dipengaruhi oleh temannya, jika teman bergaul adalah seorang yang memiliki kemauan dan cita cita rendah, maka ia akan terpengaruh kepadanya.

 

4. Berlebihan pada suatu yang halal

Para ulama menyebutkan bahwa diantara langkah langkah setan adalah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mubah secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelalaian dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan menyita waktu.

Dan dari Anas, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada ditangannya, tidak pernah ada pada keluarga Muhammaf satu sha’ biji-bijian dan tidak pula satu sha’ buah kurma sampai sore hari, padahal keluarga Muhammad itu (terdiri) dari bilik dan saat itu beliau memiliki Sembilan orang istri.”

 

5. Kurang Introspeksi Diri

Sebelum berbicara Introspeksi diri, hendaknya kita seorang Muslim bertanya kepada dirinya,  “Mengapa saya harus mengintrospeksi diri ? Apakah introspeksi diri nantinya hanya akan menjadi pekerjaan rutinitas yang tidak ada fungsi apapun dibaliknya ?”

 

Sesungguhnya pertanyaan ini telah dijawab oleh Umar Bin al-Khattab, saat ia berkata,

“Hisablah dirimu sendiri sebelum dirimu dihisab (pada hari kiamat), dan timbanglah amal perbuatanmu sendiri sebelum perbuatanmu ditimbang (pada hari kiamat).”

Jadi kita mengintrospeksi diri kita sendiri karena amal perbuatan kita akan dihisab kelak di hari kiamat.

 

6. Jauh dari Nuansa Iman

Jauhnya seorang mukmin dari nuansa iman dalam durasi waktu yang cukup panjang dapat menjadi sebab lemahnya iman. Allah berfirman,

 

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

 

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)

 

Nuansa iman yang paling mudah didapat adalah dengan banyak bergaul dengan ikhwah fillah, teman beriman yang senang menasehati dan menyemangati dalam ketaatan. Ketika seorang mukmin jauh dari pergaulan dengan ikhwah fillah baik karena sedang safar dalam waktu yang lama, pindah rumah sehingga pindah ke lingkungan yang jauh dari nuansa iman, dan semisalnya, maka sedikit-demi sedikit nuansa iman dalam dirinya akan meredup.

Oleh sebab itu, keberadaan ikhwah fillah di dekat seorang mukmin adalah sebuah anugerah yang luar biasa. Al-Hasan al-Bashri mengatakan,

 

إخواننا أحب إلينا من أهلينا وأولادنا، لأن أهلينا يذكرونا الدنيا وأخواننا يذكرونا الآخرة

 

“Ikhwah kami lebih kami cintai dari keluarga kami. Sebab keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia, sedangkang ikhwah kami mengingatkan kami kepada akhirat.” (Qutul Qulub, Abu Thalib al-Makki, 2/367)

 

7. Jauh dari Keteladanan yang Baik dan Jauh dari Thalabul Ilmi

Seorang mukmin yang belajar ilmu kepada seorang guru yang shalih akan terkumpul pada dirinya ilmu yang bermanfaat, amal shalih, dan keimanan yang kuat. Maka tatkala orang mukmin tersebut berpisah dari gurunya dalam waktu tertentu, itu dapat menimbulkan kerasnya hati dan menjadi sebab lemahnya iman.

 

Seperti itulah yang dirasakan para sahabat ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Mereka kehilangan sosok panutan terbaik sepanjang zaman. Rasa kehilangan itu membekaskan kelemahan hati dan penyusutan iman pada diri para sahabat.

 

Demikian pula, ketika seorang mukmin jauh dari aktivitas thalabul ilmi dan interaksi dengan kitab-kitab turats, maka itu akan menjadikan iman seorang mukmin melemah. Sebab, interaksi dengan ilmu syar’i akan membuahkan keimanan pada diri seseorang.


0 Comments