Lemahnya iman mempunyai beberapa seab yang cukup banyak jumlah dan jenisnya, di antaranya ada yang terpadu dengan beberapa ciri, dan ada banyak hal yang jika dilakukan oleh seorang yang muslim itu akan berakibat melemahkan iman yang telah ada dalam diri. Nah, berikut adalah beberapa sebab lemahnya iman seseorang yang perlu Anda ketahui.
1.
Banyak Tertawa
Rasulullah Saw telah
menerangkan kepada kita tentang bahaya banyak tertawa, Yaitu dapat melenyapkan
fungsi hati, dimana bisa berubah dari hidup menjadi mati.
Rasulullah Saw Bersabda,
“Janganlah engkau memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tawa
akan mematikan hati.” ( H.R.
At-Tirmidzi no 7435 )
Yang dimaksud dengan
mematikan hati adalah menjadikan hati lalai untuk mengingat Allah dan lalai
kepada akhirat, dan apabila hati manusia lalai dalam mengingat Allah maka
sesungguhnya kematian lebih dekat kepadanya dari pada kehidupannya.
2.
Berlebihan Pada Sesuatu Yang Halal
Para ulama menyebutkan di
antara langkah setan adalah menyibukkan diri dengan hal-hal yang mubah secara
berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelalaian dalam melakukan ketaatan kepada
Allah dan akan menyita waktu.
Dan dari Anas ra ia berkata,
Rasulullah SAW bersabda pada suatu hari,
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di
Tangan-Nya tidak pernah ada keluarga Muhammad satu sha’ biji-bijian dan tidak
pula satu sha’buah kurma sampai sore hari, padahal keluarga Muhammad itu (
terdiri ) dari Sembilan bilik dan saat itu beliau memiliki Sembilan orang
istri.” ( Musnad Ahmad, 3/238 )
Nabi Muhammad Saw
menjalani kehidupannya dengan kefakiran dan meninggalkan kenikmatan duniawi,
maka dari itu beliau mendapatkan kenikmatan dalam ketaatan dan dapat menikmati
manisnya bermunajat kepada Allah. Dengan
demikian beliau mendapatkan kekayaan yang hakiki, maka beliau mulia di hadapan
Allah dan mulia di hadapan manusia, beliau dicintai di langit dan di bumi di
cintai setiap makhluk hidup dan bebatuan menyampaikan salam kepada Rasulullah
Saw, dan rasulullah Saw Bersabda,
“Cukuplah bagi seseorang beberapa suap makanan
saja untuk menegakkan tulang punggungnya, dan kalau harus lebih maka sepertiga
( isi perutnya ) untuk makanan, sepertiganya lagi untuk minuman, dan sepertiganya
lagi untuk nafasnya.” ( HR.
Ahmad 4/132 )
3.
Mengabaikan Tugas Kalbu
Syaikhul Islam Ibnu
Taiimiyah berkata, “Tugas kalbu merupakan salah satu diantara pondasi-pondasi
iman dan merupakan satu di antara kaidah-kaidah agama seperti mencintai Allah
dan RasulNya, tawakal kepada Allah, bersabar terhadap segala sesuatu yang telah
di tetapkan Allah, takut kepada Allah serta mengharap kepada Allah Swt, dan
lain-lainnya.
Hati atau kalbu merupakan
tempat perhatian Allah Swt, maka sudah sepatutnya bagi setiap Muslim untuk
memperhatikan setiap gerak-gerak kalbunya, Rasulullah Saw Bersabda,
“Sesungguhnya Allah tidak melihat pada
bentuk-bentuk dan harta-harta kalian, tetapi
Dia akan melihat pada hati-hati dan perbuatan-perbuatan kalian ( HR. Muslim dan Abu Hurairah RA )
Banyak tugas yang harus
dikerjaakan hati manusia, antar lain adalah mencintai Allah Swt, dan ini
merupakan tugas kalbu yang paling besar dan merupakan tujuan yang paling mulia.
4.
Jauh dari Nuansa Iman
Jauhnya seorang mukmin
dari nuansa iman dalam durasi waktu yang cukup panjang dapat menjadi sebab
lemahnya iman. Allah berfirman,
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang
beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang
telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang
sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang
panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara
mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hadid: 16)
Nuansa iman yang paling
mudah didapat adalah dengan banyak bergaul dengan ikhwah fillah, teman beriman
yang senang menasehati dan menyemangati dalam ketaatan. Ketika seorang mukmin
jauh dari pergaulan dengan ikhwah fillah baik karena sedang safar dalam waktu
yang lama, pindah rumah sehingga pindah ke lingkungan yang jauh dari nuansa
iman, dan semisalnya, maka sedikit-demi sedikit nuansa iman dalam dirinya akan
meredup.
Oleh sebab itu, keberadaan
ikhwah fillah di dekat seorang mukmin adalah sebuah anugerah yang luar biasa.
Al-Hasan al-Bashri mengatakan,
“Ikhwah kami lebih kami cintai dari keluarga
kami. Sebab keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia, sedangkang ikhwah
kami mengingatkan kami kepada akhirat.” (Qutul Qulub, Abu Thalib al-Makki,
2/367)
5.
Jauh dari Keteladanan yang Baik dan Jauh dari
Thalabul Ilmi
Seorang mukmin yang
belajar ilmu kepada seorang guru yang shalih akan terkumpul pada dirinya ilmu
yang bermanfaat, amal shalih, dan keimanan yang kuat. Maka tatkala orang mukmin
tersebut berpisah dari gurunya dalam waktu tertentu, itu dapat menimbulkan
kerasnya hati dan menjadi sebab lemahnya iman.
Seperti itulah yang
dirasakan para sahabat ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
Mereka kehilangan sosok panutan terbaik sepanjang zaman. Rasa kehilangan itu
membekaskan kelemahan hati dan penyusutan iman pada diri para sahabat.
Demikian pula, ketika
seorang mukmin jauh dari aktivitas thalabul ilmi dan interaksi dengan
kitab-kitab turats, maka itu akan menjadikan iman seorang mukmin melemah.
Sebab, interaksi dengan ilmu syar’i akan membuahkan keimanan pada diri
seseorang.
0 Comments