Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sebuah kewajiban yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang amal-amal saleh yang paling tinggi dan mulia,
“Shalat tepat pada waktunya … berbuat baik kepada kedua orang
tua … jihad di jalan Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah … betapa kedudukan orang tua sangat agung dalam
Islam, sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempatkannya
sebagai salah satu amalan yang paling utama. Lalu, sudahkah kita berbakti
kepada kedua orang tua?
Sebagaimana Hadits dari Abu Dawud, An-Nasa’I, dan Ibnu Majah
bahwasanya Rasulullah Saw Bersabda.
Muhammad bin Kastsir menceritakan kepada kami, ia berkata: Sufyan
menceritakan kepada kami, dari Atha’ bin As- Sa’ib, dari ayahnya dari Abdullah
bin Amr, ia berkata:
“Ada
seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Saw lalu berkata, ‘Aku datang
berbaiat kepadamu untuk berhijrah, dan aku meninggalkan kedua orang tuaku
menangis’. Beliaupun berkata, ‘Pulanglah kepada keduanya, lalu buatlah mereka
tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka menangis.” ( HR. Abu
Dawud, 2528, An-Nasa’I, 4163 dan Ibnu Majah, 2782. )
Fikih
Hadits
1. Apabila
jihad bukan Fardu ‘ain maka seorang tidak boleh berangkat ( Berjihad )
tanpa seizin dari orang tua nya
2. Lelaki dalam
hadits ini tidak membaiat Rasulullah Saw Sehingga hal ini merupakan dalil bahwa
ia seorang relawan.
3. Rasulullah
Saw sangat memerhatikan orang tua dan menekankan untuk keduanya Ridho.
4. Keutamaan birul walidain dan menjunjung tinggi hak
keduanya, dan berbakti kepada kedua orang tua itu banyak pahalanya.
Ada Juga Hadits lain dari Abu Dawud, An-Nasa’I, Al-Bukhari, Muslim,
At-Thirmidzi Rasulullah Saw Bersabda
Ali bin Al-Ja’d menyampaikan kepada kami, ia berkata: Syu’bah
mengabarkan kepada kami, dari Habib bin Abi Tsabit ia berkata:
“Aku
mendengar Abu Al-Abbas yang buta meriwayatkan dari Abdullah bin Amr, ia
berkata, ‘ada seorang laki-laki datang menemui Rasulullah Saw menyampaikan
keinginannya untuk berjihad. Lalu beliau bertanya, ‘Apakah kedua orang tuamu
masih hidup ?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Ya.’ Beliau berkata ‘berjuanglah dengan
cara berbakti kepada keduanya.” ( HR. dari Abu Dawud, 2529, An-Nasa’I, 3103, Al-Bukhari,
3004,5972, Muslim, 2549, At-Thirmidzi, 1671. )
Fikih
Hadits
1. Keutamaan
berbakti kepada kedua orang tua, besar hak mereka, dan banyaknya pahala
berbakti kepada keduanya.
2. Ijma’ Ulama
tentang wajibnya berbakti kepada kedua orang tua, dan sebaliknya durhaka kepada
kedua orang tua adalah perbuatan haram
dan termasuk dosa besar.
3. Apabila
jihad bukan Fardu ‘ain maka seorang tidak boleh berangkat ( Berjihad )
tanpa seizin dari orang tua nya
4. Boleh
mengungkapkan sesuatu dengan menyebut kebalikannya ketika maknanya dimengerti,
karena bentuk kalimat perintah pada sabda Rasulullah Saw “Maka Berjihadlah” mengisyaratkan melakukan suatu tindakan
berbahaya. Namun, hal ini sama sekali tidak dimaksudkan demikian.
5. Berbakti
kepada kedua orang tua, kadang nilainya lebih utama dari jihad.
Sumber
Hadits dan Fikih Hadits: Al-Adab Al-Mufrad/Imam Al-Bukhari, Penerbit UMMUL
QURA.
Sebab itulah Allah SWT juga mewajibkan kita berbakti kepada
orang tua, khususunya kepada ibu dengan firman-Nya :
“dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun,. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah kembalimu” (QS. Luqman : 14)
Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya untuk berbuat
baik dan berbakti kepada orang tua khususnya kepada ibu, dan Allah SWT melarang
untuk berbuat durhaka kepada keduanya dan mengancam kepada siapa saja yang
berbuat durhaka kepada kedua orang tua dengan ancaman siksaan yang pedih.
0 Comments