Keutamaan Abu Bakar Ash Siddiq, Apa saja keutamaan Abu Bakar Ash Shiddiq ?

Abu Bakar Ash Siddiq

Sahabat Rasulullah SAW yang satu ini adalah sosok sangat berpengaruh dan paling berjasa bagi Rasulullah SAW dan Agama Islam. Beliau adalah Abu Bakar Ass-shiddiq radhiallahu’anhu (RA), orang pertama yang memeluk Islam bersama Ali bin Abi Thalib (RA) dan Sayyidah Khadijah RA (istri Rasulullah SAW).

Sedangkan julukan Ash Shiddiq artinya selalu membenarkan kabar Nabi Muhammad SAW dengan keyakinan penuh. Beliau juga dijuluki Ash Shiddiq karena beliau adalah lelaki pertama yang membenarkan dan beriman kepada Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar dilahirkan 2 tahun 6 bulan setelah tahun gajah.

Ciri fisik beliau berkulit putih, bertubuh kurus, berambut lebat, tampak kurus wajahnya, dahinya muncul, dan ia sering memakai hinaa dan katm. Sahabat Nabi yang lemah lembut ini dikenal tegas dan memiliki pendirian yang kokoh.

 

Tidak ada lelaki di dunia yang memiliki keutaman sebanyak keutamaan Abu Bakar. Berikut Keutamaan yang dimilinya:

 

            1.    Manusia Terbaik setelah Nabi Muhammad SAW dari Golongannya

Ibnu ‘Umar RA berkata:

كنا نخيّر بين الناس في زمن النبي صلى الله عليه وسلم ، فنخيّر أبا بكر ، ثم عمر بن الخطاب ، ثم عثمان بن عفان رضي الله عنهم

Artinya: “Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi SAW. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu,” (HR Bukhari).

Beliau juga orang yang paling pertama beriman kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, menemani Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan membenarkan perkataannya. Hal ini terus berlanjut selama Rasulullah tinggal di Mekkah, walaupun banyak gangguan yang datang. Abu Bakar juga menemani Rasulullah ketika hijrah.

 

            2.    Menemani Nabi Muhammad SAW di Gua Saat Dikejar Kaum Quraisy

Allah SWT berfirman dalam QS At Taubah Ayat 40:

 اِلَّا تَنْصُرُوْهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللّٰهُ اِذْ اَخْرَجَهُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا ثَانِيَ

اثْنَيْنِ اِذْ هُمَا فِى الْغَارِ اِذْ يَقُوْلُ لِصَاحِبِهٖ لَا تَحْزَنْ اِنَّ اللّٰهَ مَعَنَاۚ

Artinya: “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita” (QS At Taubah: 40).

 

As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik, di sini Rasulullah SAW berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’.

Karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah SAW sangat mendalam, sampai-sampai rasa takutnya terkalahkan,”.

Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Muhammad SAW.

 

            3.    Menginfaqkan Seluruh Harta Saat Dianjurkan Sedekah

Umar bin Khattab RA berkata:


 أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نتصدق ، فوافق ذلك مالاً فقلت : اليوم أسبق أبا بكر إن سبقته يوما . قال : فجئت بنصف مالي ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أبقيت لأهلك ؟ قلت : مثله ، وأتى أبو بكر بكل ما عنده فقال : يا أبا بكر ما أبقيت لأهلك ؟ فقال : أبقيت لهم الله ورسوله ! قال عمر قلت : والله لا أسبقه إلى شيء أبدا


Artinya: “Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’,” (HR Tirmidzi)

 

            4.    Abu Bakar adalah orang yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW.

‘Amr bin Al Ash Radhiallahu’anhu bertanya kepada Nabi SAW: 

أَيُّ النَّاسِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ : عَائِشَةُ، فَقُلْتُ : مِنَ الرِّجَالِ؟ فَقَالَ : أَبُوهَا، 


قُلْتُ : ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ, فَعَدَّ رِجَالًا


“Siapa orang yang kau cintai? Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (Yaitu Abu Bakar Ash Siddiq )', Aku bertanya lagi 'Kemudian lagi ?' Beliau Menjawab, 'Umar Bin Khattab. Kemudian Rasulullah Saw menyebutkan beberapa orang yang ia cintai ” (HR. Muslim)

 

            5.    Allah Ta’ala mensucikan Abu Bakar.

Allah Ta’ala berfirman dalam QS Al Lail Ayat 17-21:

وَسَيُجَنَّبُهَا ٱلْأَتْقَى, ٱلَّذِى يُؤْتِى مَالَهُۥ يَتَزَكَّىٰ, وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُۥ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَىٰٓ

إِلَّا ٱبْتِغَآءَ وَجْهِ رَبِّهِ ٱلْأَعْلَىٰ, وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

 “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al Lail: 17-21)

Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Bakar.Selain itu beliau juga termasuk As Sabiquunal Awwalun,

dan Allah Ta’ala berfirman dalam QS At Taubah Ayat 100:


 وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)

 

            6.    Abu Bakar didoakan oleh Nabi untuk memasuki semua pintu surga.


Rasulullah SAW bersabda: “Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat. Yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah” (HR. Al Bukhari-Muslim)

 

            7.    Umat Muhammad Diperintahkan untuk Meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq

Nabi SAW bersabda:

 

Artinya: “Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku, yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah).

 

            8.    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjamin ketangguhan iman Abu Bakar

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 بَيْنَمَا رَاعٍ فِي غَنَمِهِ عَدَا عَلَيْهِ الذِّئْبُ، فَأَخَذَ مِنْهَا شَاةً فَطَلَبَهُ الرَّاعِي، فَالْتَفَتَ إِلَيْهِ الذِّئْبُ فَقَالَ : مَنْ لَهَا يَوْمَ السَّبُعِ، يَوْمَ لَيْسَ لَهَا رَاعٍ غَيْرِي؟ وَبَيْنَمَا رَجُلٌ يَسُوقُ بَقَرَةً قَدْ حَمَلَ عَلَيْهَا، فَالْتَفَتَتْ إِلَيْهِ فَكَلَّمَتْهُ، فَقَالَتْ : إِنِّي لَمْ أُخْلَقْ لِهَذَا وَلَكِنِّي خُلِقْتُ لِلْحَرْثِ. قَالَ النَّاسُ : سُبْحَانَ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : فَإِنِّي أُومِنُ بِذَلِكَ، وَأَبُوبَكْرٍ، وَعُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ


Ketika suatu hari seorang penggembala (dari Bani Israil) sedang bersama kambing gembalaannya, tiba-tiba seekor serigala datang memangsa seekor kambing, kemudian si penggembala berhasil merebutnya kembali, maka serigala tersebut menoleh sambil mengatakan, ‘Punya siapakah kambing-kambing itu nanti pada hari As-sab’u, hari ketika tidak ada yang menggembalakan selainku?’ (Kisah lain) ketika seseorang sedang menuntun seekor sapi yang telah ia pikulkan beban berat di atas punggungnya, maka sapi tersebut menoleh dan memprotesnya, ‘Aku tidak diciptakan untuk pekerjaan ini, aku hanya diciptakan untuk membajak tanah. Maka orang-orang (yang mendengar kisah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terheran-heran sambil mengatakan), ‘Subhanallah, beliaupun bersabda, ‘Adapun aku, Abu Bakar, dan Umar, maka kami percaya dengan kisah ini.” (HR. Bukhari, no. 3663 dan Muslim, no. 2388)

 

Juga dibuktikan bagaimana Abu Bakar mempercayai berita Isra’ dan Mikraj.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diperjalankan ke Masjidil Aqsha, maka orang-orang pun mulai memperbincangkannya. Sebagian orang yang sebelumnya beriman dan membenarkannya menjadi murtad, mereka pun datang menemui Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu seraya berkata,

 هَلْ لَكَ إِلَى صَاحِبِكَ يَزْعَمُ أَسْرَى بِهِ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ ؟ 

“Apakah engkau mengetahui kalau temanmu mengaku melakukan perjalanan pada malam hari ke Baitul Maqdis?”

Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu bertanya,

 أَوْ قَالَ ذَلِكَ ؟


“Apakah ia mengatakan seperti itu?” “Iya”, jawabnya.

Abu Bakar berkata,

 لَئِنْ كَانَ قَالَ ذَلِكَ لَقَدْ صَدَقَ


“Andai ia memang mengatakan seperti itu sungguh ia benar.”

Mereka berkata,

 أَوْ تُصَدِّقُهُ أَنَّهُ ذَهَبَ اللَّيْلَةَ إِلَى بَيْتِ المَقْدِسِ وَ جَاءَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ؟


“Apakah engkau mempercayainya bahwa ia pergi semalaman ke Baitul Maqdis dan sudah kembali pada pagi harinya?”

Abu Bakar menjawab,

 نَعَمْ إِنِّي لَأُصَدِّقُهُ فِيْمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ فِي غَدْوَةٍ أَوْ رَوْحَةٍ


“Ya, bahkan aku membenarkannya yang lebih jauh dari itu. Aku percaya tentang wahyu langit yang turun pagi dan petang.”

Aisyah mengatakan,

 فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُوْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ


“Itulah mengapa beliau dinamakan Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang yang membenarkannya.” (HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 3:65. Al-Hafizh Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish mengatakan bahwa hadits ini sahih).

 

            9.    Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memiliki sifat lemah lembut dan pemaaf.

Kisah terfitnahnya ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, putri Abu Bakar radhiyallahu anhu adalah bukti hasadnya (kedengkian) orang-orang munafik terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya. Ketika terjadi penuduhan, Mishthoh bin Utsatsah adalah seorang yang terlibat dalam fitnah tersebut, padahal Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu selama ini yang memberinya nafkah, maka beliau marah dan bersumpah untuk tidak memberikan nafkah kembali, hingga turunlah firman Allah SWT dalam QS An Nur Ayat 22,


وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ

وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ

لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ 


“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang?” (QS. An-Nuur: 22)

 

Maka Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu segera mengatakan,

بَلَى وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لِي، فَرَجَعَ إِلَى مِسْطَحٍ الَّذِي كَانَ 


يُجْرِي عَلَيْهِ


“Ya, demi Allah, sungguh aku lebih suka Allah mengampuni dosaku.” Kemudian beliau radhiyallahu ‘anhu kembali memberikan nafkah kepada Mishthah. (HR. Bukhari, no. 2661 dan Muslim, no. 2770)

Ketika perang Badar telah usai, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merundingkan para tawanan dengan para sahabatnya. Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu menganjurkan untuk membunuh semuanya, sedangkan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu justru mengatakan, 

يَا نَبِيَّ اللهِ، هُمْ بَنُو الْعَمِّ وَالْعَشِيرَةِ، أَرَى أَنْ تَأْخُذَ مِنْهُمْ فِدْيَةً فَتَكُونُ لَنَا 


قُوَّةً عَلَى الْكُفَّارِ، فَعَسَى اللهُ أَنْ يَهْدِيَهُمْ لِلْإِسْلَامِ


Wahai Nabi Allah, mereka adalah anak dari paman dan keluarga kita, aku memandang jikalah engkau mengambil denda dari mereka sehingga dapat memperkuat kita dalam menghadapi orang kafir, mudah-mudahan Allah memberi hidayah mereka agar masuk Islam. (HR. Muslim, no. 1763)

 

            10.                      Abu Bakar adalah khalil bagi Nabi Muhammad SAW.

Imam Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Sa’id Al Khudri RA, ia berkata: “Rasulullah SAW berkhutbah kepada manusia, beliau bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala memilih hamba di antara dunia dan apa yang ada di dalamnya. Namun hamba itu hanya dapat memilih apa yang Allah tentukan’. Lalu Abu Bakar menangis. Kami pun heran dengan tangisan beliau itu, hanya karena Rasulullah mengabarkan tentang hamba pilihan. Padahal Rasulullah SAW lah orangnya, dan Abu Bakar lebih paham dari kami. Lalu Rasulullah SAW bersabda: ‘Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku dalam kedekatan dan kerelaan mengeluarkan harta, ialah Abu Bakar. Andai saja aku diperbolehkan mengangkat seorang kekasihku selain Rabbku pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka jangan ditinggalkan pintu kecil di masjid selain pintu Abu Bakar saja’”

 

            11.                      Terdapat banyak isyarat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan kekhilafahan kepada Abu Bakar.

Di antara hadits-hadits tersebut adalah perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memimpin shalat lima waktu ketika beliau sakit keras di akhir hayatnya. ‘Aisyah radhiyallahu anha menceritakan saat-saat terakhir sebelum ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjemput,

فَأَرْسَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ بِأَنْ يُصَلِّيَ بِالنَّاسِ, 


وِفِيْهِ : فَصَلَّى أَبُوبَكْرٍ تِلْكَ الأَيَّامَ


“Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang agar menyuruh Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu memimpin shalat. Dalam riwayat tersebut dikatakan: Maka Abu Bakar menjadi imam pada hari-hari itu.” (HR. Bukhari, no. 687 dan Muslim, no. 418)

Ketika terjadi sedikit perbedaan pendapat dalam menentukan khalifah setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu menjadikan alasan tersebut sebagai sebab kuat bahwa Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu yang paling berhak. ‘Umar berkata,

 

 يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ، أَلَسْتُمْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللهِ قَدْ أَمَرَ أَبَا بَكْرٍ أَنْ يَؤُمَّ النَّاسَ؟ فَأَيُّكُمْ تَطِيبُ نَفْسُهُ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ؟ فَقَالَتِ الْأَنْصَارُ : نَعُوذُ بِاللهِ أَنْ نَتَقَدَّمَ أَبَابَكْرٍ


“Wahai kaum Anshar, bukankah kalian tahu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan Abu Bakar untuk memimpin shalat kaum Muslimin, maka siapakah di antara kalian yang rela untuk melangkahi Abu Bakar? Maka orang-orang Anshar pun menjawab: Kita berlindung kepada Allah dari melangkahi Abu Bakar.” (HR. Ahmad, 1:282)

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan berangan-angan untuk menuliskan wasiat sekalipun akhirnya tidak terlaksana, ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

 ادْعِي لِي أَبَا بَكْرٍ، أَبَاكِ، وَأَخَاكِ، حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا، فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى 

مُتَمَنٍّ وَيَقُولُ قَائِلٌ : أَنَا أَوْلَى، وَيَأْبَى اللهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَّ اأَبَابَكْرٍ

 

“Panggilkan Abu Bakar ayahmu, dan juga saudaramu agar aku tuliskan sebuah wasiat, karena sungguh aku khawatir akan ada orang yang bercita-cita, atau ada yang mengatakan, ‘Aku lebih berhak,’ sementara Allah dan orang-orang yang beriman merasa enggan kecuali hanya kepada Abu Bakar.” (HR. Muslim, no. 2387)

 

            12.                      Abu Bakar melakukan banyak perbuatan mulia dalam sehari.


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ صَائِمًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ

 

تَبِعَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ جَنَازَةً قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا قَالَ فَمَنْ أَطْعَمَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مِسْكِينًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا 


قَالَ فَمَنْ عَادَ مِنْكُمْ الْيَوْمَ مَرِيضًا قَالَ أَبُو بَكْرٍ أَنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا 


اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ


Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW: “Siapa yang hari ini berpuasa? Abu Bakar menjawab: "Saya". Siapa yang hari ini ikut mengantar jenazah? Abu Bakar menjawab: "Saya".Siapa yang hari ini memberi makan orang miskin? Abu Bakar menjawab: “Saya”. Siapa yang hari ini menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab: "Saya". Rasulullah SAW lalu bersabda: "Tidaklah semua ini dilakukan oleh seseorang kecuali dia akan masuk surga"

 

            13.                      Orang musyrik mensifati Abu Bakar sebagaimana Khadijah mensifati Rasulullah SAW.

Mereka berkata tentang Abu Bakar: “Apakah kalian mengusir orang yang suka bekerja untuk mereka yang tidak berpunya, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu dan selalu menolong di jalan kebenaran?” (HR. Al Bukhari)

 

            14.                      Ali bin Abi Thalib mengenal keutamaan Abu Bakar.

Muhammad bin Al Hanafiyyah berkata, aku bertanya kepada ayahku, yaitu Ali bin Abi Thalib: “Manusia mana yang terbaik sepeninggal Rasulullah SAW? Ali menjawab: Abu Bakar. Aku berkata: ‘Kemudian siapa lagi?’. Ali berkata: ‘Lalu Umar’. Aku lalu khawatir yang selanjutnya adalah Utsman, maka aku berkata: ‘Selanjutnya engkau?’. Ali berkata: ‘Aku ini hanyalah orang muslim biasa’” (HR. Bukhari)

 

Selain 14 keutamaan di atas, Abu Bakar juga dikenal sebagai sahabat yang bersikap zuhud. Beliau meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar. Ia orang yang wara’ dan zuhud terhadap dunia sampai-sampai ketika menjadi khalifah, Abu Bakar tetap bekerja mencari nafkah. Abu Bakar wafat pada hari Senin di bulan Jumadil Awwal tahun 13 Hijriyah ketika beliau berusia 63 tahun. Semoga Allah meridhai Beliau.

 

0 Comments