Kisah Nabi Yunus dan Penduduk Ninawa, Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan Paus dan Hikmahnya

 


Nabi Yunus merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk mengajak penduduk Ninawa agar beriman. Ninawa merupakan daerah Mosul, Irak yang pada masa itu penduduknya berpaling dari jalan Allah dan masih menyembah berhala.

Pada suatu ketika, Nabi Yunus menemui penduduk Ninawa yang sedang melakukan ritual penyembahan berhala. Kedatangan Nabi Yunus ditolak oleh para penduduk, bahkan mereka mengolok-olok dan menghinanya. Sehingga hal ini menyebabkan Nabi Yunus marah dan meninggalkan mereka.

Setelah penduduk mengetahui bahwa Nabi Yunus telah pergi, maka azab benar-benar diturunkan oleh Allah SWT. Para penduduk sadar bahwa azab ini datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, maka sejak itu mereka memutuskan untuk bertobat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ketika azab datang, Allah melihat adanya kejujuran tobat yang dilakukan oleh kaum wanita, laki-laki dan anak-anak yang berdoa menyebut nama Allah. Mereka berdoa kepada Allah karena takut akan azab yang telah menimpanya. Sehingga Allah menghentikan azab tersebut, sebagaimana yang termaktub dalam salah satu surah Alquran berikut ini:

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ اٰمَنَتْ فَنَفَعَهَآ اِيْمَانُهَآ اِلَّا قَوْمَ يُوْنُسَۗ لَمَّآ اٰمَنُوْا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنٰهُمْ اِلٰى حِيْنٍ

“Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

Melihat peristiwa azab yang menimpa penduduk Ninawa, Nabi Yunus tetap meninggalkan kampung tersebut. Padahal Allah belum mengizinkan beliau untuk pergi meninggalkan para kaumnya. Namun Nabi Yunus sudah terlanjur marah kepada kaumnya.

Setelah itu Nabi Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki sebuah kapal. Tiba-tiba kapal yang dinaiki beliau oleng terombang ambing karena dahsyatnya ombak. Untuk mengatasi kapal yang oleng ini, para penumpang memutuskan untuk mengurangi barang-barang bawaan dan melemparkannya ke laut.

Barang-barang yang dilemparkan ke laut tak cukup untuk menampung beban. Sehingga para penumpang membuat kesepakatan agar jumlah orang yang menumpang juga dikurangi dan salah satu harus melemparkan diri ke laut.

Kemudian para penumpang kapal memutuskan untuk membuat undian. Hal ini disepakati bahwa siapa saja yang keluar namanya, maka harus bersedia melemparkan diri ke laut. Setelah dilakukan undian, maka nama Nabi Yunus yang keluar.

Para penumpang tak enak hati apabila harus melihat Nabi Yunus yang harus melemparkan diri ke laut. Akhirnya mereka mengundi lagi, akan tetapi nama Nabi Yunus keluar lagi hingga tiga kali berturut-turut.

Dengan perasaan pasrah, Nabi Yunus akhirnya melemparkan tubuhnya ke laut. Setelah tubuh tenggelam di kedalaman laut, Allah telah mengirimkan ikan paus dan mengilhamkan kepada ikan tersebut agar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dan melukainya. Akhirnya ikan paus tersebut benar-benar menelan Nabi Yunus tanpa merobek dagingnya dan mematahkan tulangnya.

Saat berada di dalam perut ikan, Nabi Yunus hanya melihat kegelapan dan tak ada makanan yang dapat dikonsumsi. Nabi Yunus akhirnya menyadari bahwa hal ini merupakan buah dari tidak sabar dalam menghadapi kaumnya. Sehingga beliau berdoa dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Hal ini sebagaimana yang tertuang dalam salah satu surah Alquran berikut ini.

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ

اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

Hikmah dari Kisah Nabi Yunus yang Ditelan Ikan Paus 

1. Sabar dalam Menyebarkan Kebaikan Kepergian Nabi Yunus meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah menunjukkan sifatnya yang kurang bersabar saat berdakwah dan perilaku ini sangat tidak disukai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ketika beliau merasa sudah terlepas dari kesulitannya dalam menangani penduduk Ninawa, beliau justru mendapatkan kesulitan yang lebih berat seperti harus menceburkan diri ke laut dan bahkan harus ditelan ikan paus.

 

Di dalam Surah Al-Insyirah ayat 1-9, sudah dijelaskan bahwa sebagai manusia kita harus berusaha untuk bersabar saat ingin menyebarkan kebaikan kepada orang lain, karena Allah SWT selalu bersama orang-orang yang sabar. 


2. Berserah Diri Kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala Setelah meninggalkan kaumnya dan kapalnya mengalami guncangan akibat ombak yang besar, Nabi Yunus segera menyadari kesalahannya dan memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 


Beliau lebih dulu menyebut kalimat Tauhid dan kalimat Tasbih untuk menunjukkan kesempurnaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, baru kemudian beliau berdoa dan berzikir dengan mengakui kelemahan dan kekurangannya sebagai seorang manusia. Doa-doa yang diucapkan dengan hati yang tulus dan ikhlas, disertai dengan keyakinan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan membantu kita untuk keluar dari setiap masalah yang ada.

 

3. Tidak Mudah Mengambil Keputusan Saat Sedang Emosi Mengambil keputusan saat hati masih dalam keadaan emosi terbukti akan merugikan orang lain, atau bahkan merugikan diri sendiri. 


Salah satunya dibuktikan dari kisah Nabi Yunus yang meninggalkan kaum Ninawa dalam keadaan marah, yang akhirnya membuat beliau harus menerima teguran dari Allah Subhanahu Wa Ta'al, yaitu dipenjara di dalam 3 kegelapan, Yaitu didalam kegelapan malam, di dalam kegelapan dasar lautan. dan didalam kegelapan perut ikan paus selama 40 hari.




0 Comments