Kisah Sahahabiyat Rasulullah : Ummu Umarah Nusaibah



Ummu Umarah Nusaibah Wanita Mulia Sekaligus Mujahidah


Dia adalah Nusaibah binti Ka'ab bin Amr bin Auf bin Auf bin Mabdzul bin Amr bin Ghann dari Bani Mazin bin an-Najjar. Dia menikah dengan Zaid bin Ashim bin Ka'ab, bapak Hubaib yang dibunuh Musailamah al-Kadzdzab ( nabi palsu ), dan sesudah Zaid bin Ashim, dia menikah dengan Ghaziyah bin Amr bin Athiyah, dia termasuk sahabat yang hadir dalam Bai'at Aqabah dan Perang Uhud.


Nusaibah Radhiyallahu Anhu masuk kedalam agama Allah Ta'ala dan mengetahui tabiat perang antara kaum Muslimin dan kaum Musyrikin, maka dia tidak melihat celah bagi dirinya untuk berpangku tangan tidak menolong agama ini.


As-Suyuthi berkata, "Dia termasuk wanita sahabat besar, dia sering ikut dalam perang bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, merawat dan mengobati korban yang terluka". Sejak hari dia membai'at Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, dia langsung memikul tanggung jawab, ikut berperan aktif dalam segala kesempatan yang diikutinya". 


Adz-Dzahabi berkata,  "Ummu Umarah ( Nusaibah ) hadir dalam Aqabah, ikut hadir dalam perang Uhud, Hudaibiyah, Hunain, Perang Yamamah, dia berjihad dan melakukan hal-hal besar".


Dari perang Uhud, Nusaibah berdiri membela Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam sementara anak-anaknya mengelilinginya bersama sekelompok kecil dari orang-orang beriman yang begitu teguh di sekitar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. 


Dari Sa'id bin Zaid al-Anshari Radhiyallahu Anhu, "Bahwa Ummu Sa'ad binti Sa'ad binti ar-Rabi' berkata, 'Aku datang kepada Ummu Umarah Radhiyallahu Anhu, aku berkata kepadanya, 'Bibi, cerikanlah kisahmu. 'Dia menjwab, 'Aku keluar di pagi hari melihat apa yang dilakukan orang -orang, aku membawa kantong air, aku sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang saat itu bersama para sahabat beliau, kemenangan dan angin baik berpihak bersama kaum muslimin. Manakala kaum Muslimin terpukul mundur, aku bergabung bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, aku terjun langsung ke medan perang, aku melindungi beliau dengan pedang, aku melepaskan anak panah hingga aku mendapat luka-luka'. 


Ummu Sa'ad berkata, "'Aku melihat sebuah luka yang lebar dan dalam pada pundaknya. Aku bertanya kepadanya, 'Siapa yang melakukannya kepadamu ?' Ummu Umarah menjawab, 'Ibnu Qami'ah. Semoga Allah menghinakannya. Manakala kaum Muslimin terpukul mundur, laki-laki itu berteriak, 'Tunjukkan Muhammad kepadaku. Aku tidak selamat bila dia selamat. 'Maka aku, Mush'ab, dan beberapa orang yang teguh bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menghadangnya, dia menebasku dengan tebasan ini, aku sendiri menebasnya beberapa kali, tetapi musuh Allah itu memakai baju besi rangkap."


Demikianlah kita dapat melihat bahwa Ummu Umarah Radhiyallahu Anhu tidak ragu dan tidak gentar, tidak lari kebelakang, dia mengambil sebuah keputusan yang berani dan teguh, dia melaksanakan keputusannya dengan hati yang teguh sesuai dengan keimanannya yang kuat dan menimbang bahaya yang mengancam islam.


Sesungguhnya perhatian Nusaibah kepada Islam dan Dakwah, kesadarannya terhadap membela Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak lebih rendah dari pada perhatian kaum laki-laki dan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mulia. 


Sebuah sikap besar telah diperlihatkannya manakala dia tetap teguh ditempat berasama sedikit orang beriman, dia teguh layaknya  sebuah gunung. Apa yang bisa dilakukan seorang wanita pada sebuah momen yang lebih besar dari apa yang dilakukan Ummu Umarah ? apa yang bisa dilakukan laki-laki pada momen yang lebih besar dari apa yang dilakukan Ummu Umarah ? bukankah Ibnu Qami'ah yang bersenjata lengkap dengan baju besinya yang rangkap telah membunuh Mush'ab bin Umair, sahabat mujahid, pemberani, teguh dan hanya berharap pahala dari Allah, Syahid dan Pahlawan ? Bukankah penjahat ini telah sampai di titik kendali pasukan kaum Muslimin, dia menyerang sisa-sisa kaum Muslimin yang disana dan dia menyambut serangan dengan tameng dan baju besi rangkap duanya ? namun Nusaibah Radhiyallahu Anhu wanita mujahidah ini, menghadangnya dengan keberanian dan keteguhan, dan akhirnya keduanya melepaskan tebasan pedang. 


Ibnu Qami'ah tidak bisa menangkis tebasan pedang Ummu Umarah Radhiyallahu Anhu, tetapi nasib baik baginya baju besinya yang rangkap dua meloloskan dia dari kematian, lalu dia menebas Nusaibah Radhiyallahu Anhu pada pundaknya dengan tebasan yang kuat sehingga Ummu Ummarah Radhiyallahu Anhu mendapatkan luka yang dalam. Yallah, bagaimana Ummu Ummarah Radhiyallahu Anhu meneruskan perang sementara lukanya yang dalam meneteskan darah, hingga telapak tangan bisa dimasukkan kedalamnya ?.


Perang Uhud selesai dan Ummu Umarah adalah salah satu korbannya yang terluka setelah sebelumnya dia memberi minuman pasukan yang haus, merawat mujahidin yang terluka, mendorong mereka untuk sabar dan teguh, memberi mereka bantuan, bahkan terjun langsung kemedan perang, hingga dia berhak mendapatkan sanjungan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam manakala beliau bersabda kepada putranya, Abdullah bin Zaid bin Ashim,  


"Allah memberkahi kalian sebagai keluarga, kedudukan ibumu baik dari pada fulan dan fulan."

Maka Ummu Umarah Radhiyallahu Anhu berkata, "Wahai Rasulullah, berdoalah untuk kami agar kami bisa menyertaimu di surga. "Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdo'a,

"Ya Allah, jadikanlah mereka orang-orang yang menyertaiku di surga."

Maka Ummu Umarah Radhiyallahu Anhu berkata, "Aku tidak peduli lagi ( terhadap ) apa yang aku dapatkan dari dunia ini. ( Diriwayatkan Oleh Ibnu Sa'ad dalam ath-Thabaqat, 8/414-415 dan Siyar A'lam an-Nubala', 2/281 )


Inilah Ummu Umarah Nusaibah Radhiyallahu Anhu, Seorang wanita pendakwah dan pendidik, wanita yang membentuk para pahlawan, mendidik orang-orang besar, dia beriman dan membai'at Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu dia konsisten dengan bai.atnya, maka dia termasuk dalam rombongan kaum Muslimat yang terdepan karena iman, kebenaran, dan keteguhan, meletakkan rambu-rambu jalan kebenaran yang jelas, bentuk pengorbanan dan teladan yang baik di contoh bagi kaum Muslimin dan Muslimat.


Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala meridhainya dan membuatnya ridha, serta menjadikan kaum Muslimin dapat mengambil teladan darinya dan meniti jejaknya.

0 Comments