Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dikelilingi oleh para
sahabat sahabat dengan karakteristik yang berbeda - beda. Ada yang dikenal
tegas dan keras seperti Umar bin Khattab, pun sahabat yang dikenal pemalu yakni
Utsman bin Affan. Namun, Rasulullah yang paling usil pada masanya?
Sosok sahabat Rasul ini adalah satu-satunya orang yang berhasil
membuat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tertawa hingga terlihat gigi
gerahamnya. Sebab, Rasulullah biasanya hanya melemparkan senyum pada
orang-orang di sekitarnya.
Sahabat yang dimaksud di atas adalah Nu'aiman bin Ibnu Amr bin
Raf'ah. Ia adalah salah seorang sahabat dari kalangan Anshar yang juga termasuk
dalam kalangan ashabul badr. Sebab, Nu'aiman pernah turun berjihad bersama
Rasulullah saat Perang Badar.
Kisah Nu'aiman Menjual Temannya
Kisah ini diceritakan dari Ibnu Majah, bahwa suatu hari
Nu'aiman pernah diajak berdagang oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq bersama sahabat yang
lain untuk pergi ke negeri Syam (daerah maju pada masanya). Salah satunya ada
Suwaibith bin Harmalah.
Saat hari mulai menjelang siang, Nu'aiman yang sudah lapar
menghampiri Suwaibith yang saat itu ditugaskan untuk menjaga makanan. Suwaibith
dengan sikap penuh amanahnya tentu menolak saat Nu'aiman hendak meminta satu
potong roti untuknya.
Hingga Nu'aiman berkata, "Kalau memang begitu, artinya
kamu setuju saya buat ulah,"
Nu'aiman pun berjalan ke pasar dan mencari-cari wilayah yang
menjual hamba sahaya. Pada zaman nabi dulu, hamba sahaya biasanya dijual untuk
menjadi pekerja. Hingga kemudian Nu'aiman berkata kepada orang-orang di sana
bahwa ia memiliki hamba sahaya dengan harga yang sangat murah.
Nu'aiman juga menyebutkan, hamba sahaya yang dimilikinya hanya
memiliki satu kekurangan yakni berteriak bahwa dirinya orang yang merdeka
bukanlah hamba sahaya. Mendengar itu, orang-orang di sana pun tertarik dan
Nu'aiman mengajaknya mengadap Suwaibith.
"Itu ada orang yang berdiri sedang menjaga makanan, itu
hamba sahaya saya," kata Nu'aiman pada mereka. Mereka pun memberikan uang
pada Nu'aiman dan menghampiri Suwaibith untuk menangkapnya.
Suwaibith yang terkejut kemudian berkata, "Saya bukan
hamba sahaya, saya orang merdeka," yang hanya dibalas oleh orang-orang
tersebut bahwa mereka sudah tahu kekurangannya itu.
Selang berapa waktu, Abu Bakar Ash-Shiddiq pun kembali dan
mencari-cari Suwaibith yang dijawab oleh Nu'aiman kemudian, "Sudah saya
jual, wahai Abu Bakar,"
Nu'aiman pun menceritakan dengan jujur apa yang terjadi pada
Abu Bakar, kemudian Suwaibith kembali ditebus oleh Abu Bakar dari orang-orang
Syam itu. Sampailah kisah tersebut ke telinga Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam. Kisah ini yang membuat Rasulullah tertawa hingga menunjukkan gigi
gerahamnya di depan para sahabat.
Perawi hadits mengatakan, bahkan setelah satu tahun berlalu,
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun selalu menceritakan kisah Nu'aiman
dan Suwaibith ini kepada para tamunya.
Kisah Nu'aiman dan Hadiah Madu
Dikisahkan, sahabat nabi Nu'aiman melihat penjual madu yang
kepanasan setelah berkeliling menjajakan dagangannya. Namun sayangnya, tidak
ada yang terjual. Nu'aiman kemudian menghampir sang penjual madu tersebut dan
mengajaknya ke kediaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
Ia hendak memberi hadiah kepada Rasulullah dengan madu
tersebut. Nu'aiman pun meninggalkan penjual madu tersebut setelah menitipkan
beberapa pesan kepadanya,
"Aku akan pergi karena masih ada urusan. Sebentar lagi
penghuni rumah itu akan keluar dan membayar kepadamu harga madu itu,"
Lantas, sang penjual madu itu pun mengetuk rumah Rasulullah dan
memberikan madu tersebut kepadanya. Tentunya, Rasulullah merasa tersentuh
dengan madu yang dianggapnya adalah hadiah untuknya.
Hingga Rasulullah pun membagikan madu-madu itu kepada para
sahabatnya yang lain. Ketika beliau sedang membagikan madunya, sang penjual
madu berteriak, "Wahai Rasul! Bayarlah madu itu!"
Rasulullah yang mendengar itu sedikit terkejut dan langsung
memahami situasi,
"Ini pasti perbuatan Nu'aiman," kata beliau sembari
menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak lama setelah kejadian itu, Rasulullah pun
memanggil Nu'aiman untuk menemuinya. Beliau meminta penjelasan maksud di balik
perilaku dari Nu'aiman tersebut.
Namun, justru jawaban yang datang dari Nu'aiman lagi-lagi
mengukirkan senyum di wajah Rasulullah Shallallahu Aalaihi Wasallam. Nu'aiman
berkata,
"Aku ingin berbuat baik kepadamu, Ya Rasul. Tapi aku tidak
punya apa-apa,"
Melalui cerita ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
seakan memaklumu sifat Nu'aiman yang suka mengusilinya, namun sesungguhnya
memiliki hati yang baik.
Hal serupa juga pernah dikisahkan saat Rasulullah sedang
duduk-duduk dengan para sahabat. Nu'aiman membagikan sejumlah makanan pada
mereka. Setelah makanan tersebut habis disantap oleh Rasulullah dan yang lain,
tiba-tiba Nu'aiman berkata,
"Ya Rasulullah, ini penjualnya, tolong engkau yang bayar,
Rasulullah,"
Rasulullah yang mendengar itu pun bingung dan terkejut. Hingga
pada akhirnya, Rasulullah memakluminya dan mengajak para sahabat yang lain
untuk ikut menebus bersama makanan yang telah mereka santap tersebut.
Berdasarkan kisah-kisah di atas, dapat terlihat sisi
kepribadian santai yang dimiliki Rasulullah SAW. Sebab, tidak selamanya
kehidupan beliau berjalan kaku dan formal. Ada kalanya, kehidupan Rasulullah
diwarnai dengan momen-momen bahagia bersama dengan para sahabatnya.
Wallahu a'lam.
0 Comments