Kisah Utsman bin Affan Menjadi Khalifah

 

Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang menjadi khulafaur rasyidin ketiga. Julukan Utsman bin Affan adalah pemilik dua cahaya atau Dzun Nurain.

 

Utsman bin Affan menjadi khulafaur rasyidin pada 644-656 Masehi atau 23-35 Hijriah. Utsman menjadi khalifah selama hampir 12 tahun, terlama dibandingkan masa khulafaur rasyidin lainnya.

 

Utsman lahir dari keluarga saudagar yang kaya raya. Harta yang berlimpah tak membuatnya kufur, justru semakin dermawan. Rasulullah menilai sosok Utsman sebagai seorang yang jujur dan rendah hati.

 

Saat Nabi Muhammad mulai menyiarkan nilai-nilai Islam, Utsman termasuk orang pertama yang mempercayainya. Utsman bin Affan tergolong dalam kelompok Assabiqunal Awwalun atau orang-orang yang pertama masuk Islam.

 

Sejak saat itu, Utsman selalu setia pada Rasulullah. Dia menjadi salah satu sahabat utama Nabi Muhammad. Sang Rasul juga menikahkan Utsman dengan putri keduanya Ruqayyah binti Muhammad.

 

Di masa kenabian, Umar selalu menginfakkan hartanya di jalan Allah. Saat perang Tabuk, Utsman menyumbangkan 1000 dirham atau setara dengan sepertiga kebutuhan perang, 950 ekor unta, dan 10 ekor kuda.

 

Saat hijrah dari Mekkah ke Madinah, kaum Muslimin kesulitan mendapatkan air bersih. Hanya ada sumur milik orang Yahudi yang airnya dijual dengan harga yang sangat mahal. Utsman pun ingin membeli sumur itu agar bisa memberikan airnya untuk keperluan kaum Muslimin.

 

Namun, orang Yahudi itu menolak menjualnya. Utsman pun memutar otak. Dikutip dari Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi karya Muhammad Nasrullah, Utsman menawar kepemilikan sumur itu hingga orang Yahudi mau berbagi dengannya.

 

Jadi, sehari sumur itu milik Utsman, keesokannya menjadi milik orang Yahudi dan begitu seterusnya. Saat sumur itu menjadi milik Utsman, kaum Muslimin mengambil air itu secara cuma-cuma. Keesokan harinya, tak ada yang mengambil air pada orang Yahudi. Alhasil, karena merasa rugi dia menjual semua sumurnya kepada Utsman.

 

Setelah itu, Utsman mewakafkan sumur itu untuk kepentingan umat Islam di Madinah.

 

Di tahun kedua Hijriah, Ruqayyah meninggal dunia di hari perang Badar. Utsman pun sangat sangat sedih dengan kepergian istri yang dicintainya.

 

Pada tahun keempat Hijriah, Rasulullah menikahkan Utsman dengan anak perempuannya yang lain yakni Ummu Kultsum binti Muhammad. Ummu Kultsum adalah putri ketiga Nabi Muhammad atau adik Ruqayyah.

 

Setelah menikah dengan Ummu Kultsum, Umar mendapat julukan Dzun Nurain atau pemilik dua cahaya. Julukan ini diberikan karena Utsman menikah dengan kedua putri Nabi Muhammad.

 

Setelah Rasulullah meninggal, Utsman meneruskan perjuangan menyebarkan Islam bersama sahabat nabi yang lain. Utsman menjadi pemimpin kaum Muslimin sepeninggal Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.

 

Utsman menjadi khalifah pertama yang memperluas Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Utsman pula yang memerintahkan untuk mengumpulkan Alquran dalam satu mushaf.

 

Utsman bin Affan, sahabat nabi pemilik dua cahaya ini meninggal dunia pada tahun 35 Hijriah. Kepemimpinan Ustman sebagai khulafaur rasyidin dilanjutkan oleh Ali bin Abi Thalib.

0 Comments