Setelah berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru
dunia selama berabad-abad, tentu saja umat Islam sudah memiliki sejarah yang
begitu panjang. Salah satunya adalah sejarah perang, termasuk perang Islam
terbesar dalam sejarah. Peperangan dalam Islam untuk mempertahankan agama dan
memperluas wilayah ini ternyata sudah terjadi sejak masa Rasulullah.
Di masa Rasulullah tersebut sudah ada begitu banyak
perang islam yang terjadi. Mulai dari perang yang di pimpin Rasulullah sendiri,
hingga yang tidak di pimpin Beliau. Lalu apa saja daftar perang terbesar yang
sempat terjadi kala itu? Nah, untuk mengetahuinya secara lebih lanjut, silahkan
langsung saja simak ulasan berikut ini.
Berikut Perang Islam
Terbesar Dalam Sejarah di Masa Rasulullah
1. Perang
Badar
Perang Badar adalah perang besar pertama dalam
Islam. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H. Kala itu rombongan kafilah
dagang Quraisy pulang dari Syam menuju Makkah. Abu Sufyan--orang yang paling
keras memusuhi Islam--turut serta dalam rombongan tersebut.
Kafilah dagang Quraisy ini membawa harta kekayaan
penduduk Makkah yang jumlahnya sangat melimpah, yaitu sebanyak 1.000 unta
membawa harta benda yang nilainya tidak kurang dari 5.000 dinar emas.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam kemudian
mengumumkan kepada kaum muslimin untuk menghadang kafilah dagang Quraisy yang
di dalamnya terdapat Abu Sufyan. "Ini adalah kafilah dagang Quraisy yang
membawa harta benda mereka. Hadanglah kafilah itu, semoga Allah SWT memberikan
barang rampasan itu kepada kalian."
Hingga akhirnya hal tersebut menyebabkan terjadinya
Perang Badar. Pasukan muslim kira-kira hanya berjumlah 313 hingga 317 orang.
Terdiri dari 82 hingga 86 Muhajirin, 61 dari Aus, dan 170 dari Khazraj. Bahkan
pasukan muslim tidak pernah mengadakan pertemuan khusus dan hanya memiliki dua
ekor kuda dan 70 ekor unta.
Tanpa rasa gentar Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wassallam dan pasukannya berangkat dari Madinah menuju medan pertempuran.
Sementara itu dari pihak kaum Quraisy memiliki 1.300 orang dan 100 ekor kuda.
Mereka juga dilengkapi dengan 600 baju besi.
Dengan taktik dan siasat dari Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam pasukan Islam sampai terlebih dahulu ke mata air Badar. Hal ini
menjadi taktik dan siasat bagi pasukan muslim supaya mereka memiliki cadangan
air di tengah lembah gurun Badar.
Menurut riwayat Ibnu Sa'd dari Ikrimah, pasukan
muslim bertempur dengan bantuan para malaikat. Ia berkata,
"Pada saat itu ada kepala orang musyrik yang
terkulai, tanpa diketahui siapa yang telah membabatnya. Ada pula tangan yang
putus, tanpa diketahui siapa yang membabatnya."
Hingga akhirnya pasukan muslim pun menang dan orang
Quraisy mundur dari pertempuran.
2. Perang Uhud
Perang ini terjadi akibat dendam dari kaum Quraisy
karena kekalahan mereka dalam Perang Badar. Di mana kaum Muslimin berhasil
membunuh pembesar-pembesar mereka.
Bahkan kaum kafir Quraisy melarang warganya untuk
menangisi korban Perang Badar dan tidak perlu menebus tawanan agar kaum
Muslimin tidak merasa besar kepada karena melihat kepedihan dan kegundahan
mereka.
Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayyah, Abu
Sufyan bin Harb, dan Abdullah bin Abi Rabi'ah merupakan para pemimpin Quraisy
yang paling antusias mempersiapkan diri untuk menghadapi perang tersebut.
Mereka membuka pintu lebar-lebar bagi siapapun yang
ingin untuk menyerang kaum Muslimin, baik itu dari Habasyah, Kinanah, maupun
Tihamah. Mereka juga membujuk para penyair untuk membakar semangat berbagai
kabilah untuk melawan kaum Muslimin.
Hingga akhirnya setahun pun berlalu, mereka berhasil
mempersiapkan prajurit yang terdiri dari 3.000 yang siap siaga. Prajurit
tersebut terdiri atas suku Quraisy, dan didukung oleh sekutunya dan orang-orang
Habasyah.
Bahkan para panglima Quraisy ini ditemani 15 orang
perempuan yang digunakan untuk menambah keberanian mati demi mempertahankan
kehormatan harga diri. Transportasi pendukung persenjataan mereka berupa 3.000
ekor unta dan 200 ekor kuda.
Senjata pelindung mereka berupa tujuh ratus baju
besi. Komando tertinggi dipegang oleh Abu Sufyan bin Harb dan komando pasukan
kavaleri dipercayakan kepada Khalid bin Walid yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu
Jahal.
Sedang dari pihak Muslimin, Rasulullah SAW membagi
pasukannya menjadi tiga regu, yaitu:
1. Regu Muhajirin yang panji-panji perangnya diserahkan kepada Mush'ab bin
Umair al-Abdari.
2. Regu Aus dari Anshar yang panji-panji perangnya dibawa oleh Usaid bin
Hudhair.
3. Regu Khuzraj dari Anshar yang panji-panji perangnya dibawa oleh Hubab
bin Mundzir.
Pasukan beliau hanya terdiri dari 1.000 pasukan dan
dilengkapi dengan 100 baju besi. Perang ini sungguh perang yang begitu besar
dan dahsyat serta memakan banyak korban baik itu dari kaum Muslimin maupun kaum
kafir Quraisy.
Pada perang ini, kaum Muslimin kehilangan sosok
singa Allah SWT dan singa Rasulullah SAW yaitu Hamzah bin Abdul Muthalib.
Meskipun begitu, pada akhirnya kaum Muslimin menerima
3. Perang
Mut’ah
Perang yang satu ini bisa di katakan perang begitu
dahsyat untuk melawan ratusan ribu tetara Romawi. Namun, dengan taktik Khalid
hin walid yang merupakan penglima perang Islam akhir zaman terbaik, perang ini
tidak mengakibatkan banyak tentara muslim yang gugur. Dan perlu di ketahui
bahwa ada 5 poin penting yang perlu di garis bawahi dalam perang ini
sebagaimana berikut.
a. Latar
belakang peperangan
Sebenarnya tidak ada niat perang yang akan di
lancarkan dalam masa Rasulullah ini. Hal ini berawal ketika Rasulullah mengirim
seorang utusan ke wilayah Bashra, tepatnya Romawi Timur.
Namun, utusan tersebut di tangkap dan di bawa ke
kaisar mereka. Kemudian, sang utusan di penggal kepalanya. Namun, hal ini belum
sampai memicu pada perang karena sang Rasul masih bersabar.
Namun, pada jangka waktu selanjutnya, Rasulullah
kembali mengirim utusan di tahun yang sama ke Syam. Namun, ternyata 15 utusan
Rasulullah ini di bunuh. Padahal sebelumnya ini tidak pernah terjadi karena
membunuh utusan damai sama dengan mengobarkan perang. Akhirnya Rasulullah pun
menyiapkan 3000 pasukan untuk berangkan ke Syam.
b. Jalannya
peperangan
Sebelum memberangkatkan pasukannya, sebenarnya
Rasulullah sudah menyadari bahwa menyerang bushra berarti menyerang Romawi
juga. Padahal jika di bandingkan dengannya, jelas dari jumlah saja sudah kalah
jauh. Namun, dengan niat dan tekad, pasukan muslim pun bergerak meninggalkan
madinah. Dan ketika kabar di dengar oleh musuh, jelas mereka akan bersiap.
Dalam persiapan untuk menerima perlawanan ini, tentu
saja musuh mengerahkan pasukannya dalam jumlah besar. Bahkan tidak hanya
ribuan, tetapi hingga ratusan ribu. Jumlah total dari lawan tentara muslim kala
itu lebih dari 200 ribu orang. Sedangkan tentara muslim, dalam perang mut’ah
ini berangkat dari Madinah tanpa tahu apa yang akan di hadapinya di sana.
c. Kepahlawanan
dan syahidnya para sahabat
Perang terbesar dalam sejarah ini berada di bawah
pimpinan Zaid bid Haritsah. Dengan semangat yang membara, Zaid berada di medan
perang dan terus melakukan perlawanan. Namun sayang sekali dia gugur di tengah
perang dan kepemimpinannya langsung di gantikan oleh Ja’far Bin Abi Thalib.
Namun, sangat di sayangkan pula karena Ja’far puh gugur.
Selain itu, satu sahabat lagi yang gugur di sini
adalah Abdullah bin Rawahah. Dalam beberapa saat setelah kegugurannya, berita
ini sampailah pada Rasulullah. Kemudian, Rasulullah merasakan kesedihan yang
amat luar biasa atas keguguran mereka. Bahkan, rasulullah menyampaikan berita
duka ini pada anak dan istri ja’far secara langsung dengan mendatangi rumah
mereka.
d. Strategi
perang Khalid bin Walid
Ketika panglima perang tentara muslim dalam perang
mut’ah ini gugur, tentu saja pasukan muslim kehilangan komandonya. Akhirnya di
lakukan pemilihan panglima baru yang jatuh pada Khalid Bin Walid. Dalam
kepemimpinannya ini, karena menyadari mustahil mengalahkan 200 ribu pasukan
hanya dengan 3000 orang saja, beliau pun menyusus strategi perang untuk
melemahkan mental.
Dalam startegi ini, beliau melakukan pergatian sisi
pasukan setiap hari sehingga lawan mengira bahwa ada bantuan yang di kirimkan
pada mereka. Selain itu, beliau juga memerintahkan pasukan agar menarik pelepah
pohon setiap melangkah ke medan perang sehingga pasukan musuh mengira ada
bantuan yang datang. Dan hasilnya, ternyata pasukan Romawi ini terkecoh dengan
strategi itu.
e. Hasil
peperangan
Setelah menyaksikan peristiwa dari strategi yang di
gunakan oleh Khalid bin Walid, akhirnya tentara Romawi menari mundur
pasukannya. Begitu pula tentara muslim, mereka pun kembali ke Madinah.
Dan jumlah muslim yang gugur hanyalah belasan orang
saja. Dan untuk kemenangannya, menurut Ibnu Isyhap dan Ibnu Hisyam seimbang.
Namun menurut Ibnu Katsir musliminlah pemenangnya.
4. Perang
Ahzab
Perang Ahzab merupakan peperangan dalam sejarah umat
Islam untuk melawan kaum Yahudi. Bahkan kaum yahudi telah melakukan provokasi
pada berbagai suku hingga jumlah mereka mencapai 10 ribuan dan bahkan ada yang
menyebutnya lebih. Namun, akhirnya tentara muslim memenangkannya dengan
strategi penggalian parit sehingga musuh pun terhalang.
5. Perang
Tabuk
Setelah para pasukan saling mengundurkan diri dalam
perang mut’ah, ternyata sejarah ini tidak berlalu begitu saja. Setelah itu, ada
kabar bahwa tentara Romawi sedang mempersiapkan tentara besar-besaran untuk
menyerang umat Islam. Namun, karena saat itu sedang di landa kemarau, akhirnya
Rasulullah memilih mempersiapkan perlindungan kaum muslim dengan pergi ke
Tabuk.
Karena hal inilah akhirnya perang ini di sebuta
dengan ekspedisi Tabuk. Rasulullah pun mengunjungi banyak kabilah di sana. Dan
ekpedisi ini berlangsung hingga 30 hari lamanya. Nah, ketika sampai di Tabuk,
akhirnya tentara yang ingin menyerang ketakutan karena ada 30 ribu orang yang
berhasil di kumpulkan Rasulullah dan adu pedang pun akhirnya gagal terjadi.
Demikian informasi tentang 5 perang Islam terbesar dalam sejarah Rosulullah. Banyak kemenangan yang diraih pasukan Islam dalam melawan musuh-musuhnya. Semua peperangan tersebut dilakukan dengan gagah berani dan menggunakan strategi perang yang menakjubkan dari sejarah masing-masing perang yang dapat menjadi cerita sampai saat ini.
0 Comments