Biografi Ali bin Abi Thalib Khalifa Keempat, Anak Asuh Nabi Muhammad

 Ali Bin Abi Thalib 


Ali bin Abi Thalib adalah sepupu, sahabat, dan juga menantu Nabi Muhammad SAW. Ia termasuk dalam golongan sahabat Nabi yang pertama memeluk Islam dan terlibat dalam berbagai peran besar pada masa kenabian. Sepeninggal Nabi Muhammad, Ali pernah menjabat sebagai Khulafaur Rasyidin keempat, setelah Abu Bakar, Umar, dan Utsman.

 

Asal-usul Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib dilahirkan di Mekkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada sekitar tahun 600 atau 10 tahun sebelum kenabian Muhammad. Ayahnya, Abu Thalib, adalah paman dari Nabi Muhammad SAW.

Ali memiliki nama asli Assad bin Abi Thalib. Nama Assad, yang berarti singa, dipilih sebagai harapan keluarganya agar mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekkah.

Sedangkan nama ibu Ali bin Abi Thalib adalah Fatimah binti Asad, di mana Asad merupakan anak dari Hasyim, pendiri Bani Hasyim sekaligus kakek buyut Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Ali merupakan keturunan Hasyim, baik dari sisi bapak ataupun ibu.

Kelahiran Ali bin Abi Thalib banyak memberi hiburan bagi Nabi Muhammad SAW, yang tidak memiliki anak laki-laki. Bahkan keluarga Abu Thalib memberi izin Nabi Muhammad SAW bersama istrinya, Khadijah, untuk mengasuh Ali. Oleh karena itu, Ali menjadi sangat dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan Khadijah.

 

Masuk Islam

Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu untuk pertama kalinya, para ahli sejarah berpendapat bahwa Ali adalah lelaki pertama yang memercayai wahyu tersebut.

Ali diperkirakan masih berusia 10 tahun saat wahyu pertama kali turun kepada Nabi Muhammad SAW. Ali menerima ajaran Islam yang dibawa Nabi tanpa paksaan, dan bahkan tanpa meminta izin orang tuanya.

Sejak saat itu, Ali selalu belajar langsung kepada Nabi Muhammad SAW hingga ia menjadi menantunya.

 

Hijrah ke Madinah

Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW selama 15 tahun di Mekkah belum mampu meluluhkan hati seluruh penduduknya. Sebaliknya, ajaran yang di bawa Nabi justru mendapat kemarahan, hinaan, dan bahkan siksaan dari para pembesar Quraisy.

Demi keselamatan umatnya, Nabi kemudian menyerukan umat Islam untuk hijrah ke Madinah. Ketika hanya tersisa Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Ali bin Abi Thalib yang belum hijrah ke Madinah, para pembesar Quraisy memiliki rencana untuk membunuh Rasulullah.

Beruntung, rencana itu sampai ke telinga Nabi, yang bergegas menyusun strategi untuk lolos dari upaya pembunuhan tersebut. Maka, disuruhlah Ali untuk tidur di tempat tidur Nabi guna mengelabui orang Quraisy yang akan membunuhnya. Sementara itu, Rasulullah dan Abu Bakar bergerak menuju Madinah.

Setelah Nabi lolos dari upaya pembunuhan, Ali segera menyusul ke Madinah.

Baca juga: Abu Bakar Ash Siddiq Khalifa Pertama Umat Islam

Begitu sampai di Madinah, Ali menikah dengan Fatimah Az-Zahra, putri Nabi Muhammad. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua putra dan dua putri, yaitu Hasan, Husein, Zainab, dan Ummu Kultsum. Di Madinah, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai orang yang sederhana dan zuhud (mengalihkan perhatiannya jauh dari dunia).

 

Menjadi Khalifah Keempat

Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, banyak terjadi pemberontakan yang disebabkan ketidakpuasan terhadap kebijakan yang diterapkan. Setelah Khalifah Utsman wafat dalam sebuah pemberontakan, keadaan semakin kacau.

Kaum Muslimin mendesak agar Ali dibaiat sebagai khalifah. Ali pun dibaiat sebagai Khulafaur Rasyidin keempat pada 25 Zulhijah 35 H di Masjid Madinah. Pada masa pemerintahannya, kekacauan masih banyak terjadi.

Salah satunya disebabkan oleh tuntutan untuk menghukum pembunuh Khalifah Utsman. Kasus tersebut sampai memicu terjadinya peperangan. Di sisi lain, masa pemerintahan Ali juga diberlakukan berbagai kebijakan yang memajukan kekhalifahan, salah satunya adalah penyempurnaan bahasa Arab.

Ali memerintahkan Abul Aswad Ad Duali untuk memberi tanda baca dan menulis kitab-kitab Nahwu (tata bahasa). Hal itu bertujuan supaya Muslim di luar Arab mampu mempelajari Al Quran dan hadis dengan mudah dan benar.

Ali juga membangun Kota Kufah di Irak sebagai pusat pemerintahan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Baca juga: Kisah Umar Bin Khattab Masuk Islam

 

Wafat

Khalifah Ali bin Abi Thalib wafat pada 29 Januari 661 atau 21 Ramadhan 40 H. Penyebab meninggalnya adalah serangan seseorang yang bernama Abdurrahman bin Muljam.

Ia diserang saat sedang salat subuh di Masjid Agung Kufah pada 19 Ramadhan 40 H atau 27 Januari 661. Sebelum meninggal, Ali memerintahkan anak-anaknya untuk tidak balas dendam dan menyerang orang Khawarij tersebut.

 

0 Comments